Saut Panggabean
Medan, SBN --- Setelah beberapa minggu tidak berada di Kota Medan, Walikota Medan, Drs. Rahudman Harahap, MM, ternyata beliau berada di Jakarta untuk melakukan Diklat para pejabat baru, dan setelah kembali ke Medan, Drs. Rahudman Harahap, MM beserta dengan Wakil Walikota dan Sekda langsung bergerak cepat tanpa melihat waktu lagi untuk mengumpulkan para pejabat mulai tingkat “Kepala Dinas”, “Kepala Badan dan Camat”.
Namun kali ini Rahudman agak berbeda gayanya dalam mengumpulkan para pejabat tersebut di malam hari di Rumah Dinas Jl. Sudirman dan bukannya di kantor Walikota.
Selasa (10/11) malam suasana di rumah dinas tersebut cukup ramai dengan kehadiran para pejabat Pemko Medan. Rahudman agaknya cukup pandai memilih waktu di malam hari untuk melakukan kerja sampingannya dengan bawahannya ketimbang di siang hari banyak orang yang mengetahuinya.
Dalam acara tersebut turut juga hadir Wakil Walikota, Zulmi Eldin, Sekda, Drs. Fitriyus dan Sekretaris DPRD Kota Medan, Erwin Lubis.
Sebelum mendengar paparan bawahannya, Rahudman menekankan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dan jangan sampai merugikan masyarakat khususnya Sumatera Utara, dan juga tidak lupa Rahudman mengingatkan agar dinas-dinas jangan hanya sibuk mengurusi izin saja tetapi harus memberi pelayanan yang terbaik lagi dengan tidak terlalu birokratis dan bertele-tele prosedurnya.
Ternyata pertemuan di malam hari ini katanya hanya untuk mengevaluasi kinerja dinas-dinas terutama berkaitan dengan program menjelang 100 hari kepemimpinan Rahudman dan Dzulmi Eldin.
Anehnya lagi dalam pertemuan ini Rahudman hanya memberi kesempatan kepada 4 kepada dinas saja yang memaparkan kinerjanya sementara yang lain diam menyaksikan tontonan tersebut. Keempat dinas tersebut adalah “Dinas Pendidikan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Kebersihan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata”.
Dalam pertemuan malam ini Rahudman sama sekali tidak ada menyinggung soal kemungkinan adanya pergantian ataupun pelantikan pejabat baru sehingga sebagian peserta yang hadir tersebut merasa kursinya aman-aman saja.
Dalam menyinggapi kinerja yang dilaksanakan rahudman dengan wakilnya, disisi lain, para staf-stafnya dan kadis-kadisnya menjadi korban kebijakan-kebijakan yang di lakukan Rahudman. Melihat hal demikian kembali kita mengingat masa penjajahan asing yang menjajah Negara kita ini di mana rakyat Indonesia dipaksa “kerja rodi (kerja paksa)”.
Untuk itu diharapkan bagi Walikota Medan hendaknya jangan melaksanakan sekehendak hatinya saja kepada bawahannya dan kadis-kadisnya.