Selasa, 07 Juni 2011

POTENSI & KOMPETENSI HIMPUNAN INSAN PERS SELURUH INDONEIA (HIPSI) DALAM MEMBANGUN PERS INDONESIA YANG BERKUALITAS Oleh : Drg. Tony Hermansyah

I. Mukaddimah
Sejarah perkembangan manusia dengan berbagai perubahan dan dinamika sosial yang berlangsung dari masa ke masa yang sekaligus diiringi prestasi tinggi manusia dibidang IPTEK tanpa disadari telah menjungkir balikkan tatanan kehidupan manusia dan hal tersebut tidak lain adalah implementasi dari hakekat dasar manusia yang menginginkan sesuatu yang baru seiring dengan hasrat akan pemenuhan kebutuhannya.

Salah satunya adalah kebutuhan akan informasi yang juga telah dimulai sejak dahulu melalui tulisan yang berisi informasi atau berita dari satu tempat ke tempat lain demikian pula informasi tentang suatu penemuan yang sangat dibutuhkan manusia khususnya dalam dunia kedokteran seperti penemuan obat.

Jika kita telaah sejarah tersebut maka dapat kita rasakan betapa tuanya dunia pers, betapa mulianya dunia pers dan betapa agungnya hasil karya insan pers di masa lalu, an sich seiring kemajuan kehidupan manusia yang sangat cepat, secara fundamental tentu membawa pengaruh pada dunia pers, sehingga dapat dikatakan bahwa pers dan kehidupan manusia adalah saling mempengaruhi, bahkan kita boleh menganggap bahwa dunia akan lamban, sunyi dan statis tanpa aktifitas pers dan jika dikaitkan dengan kondisi saat ini kita akan sepakat bahwa aktifitas pers telah mempersempit bumi yang kita diami.

Dengan ilustrasi nyata di atas dapat diketahui bahwa dunia pers bukan dunia penyampai berita semata yang cuma pelengkap kemajuan teknologi atau pemanis dinamika manusia di planet bumi ini melainkan kita harus mampu memahami bahwa pers tidak bisa lagi diidentikkan dengan kertas dan pena plus kamera semata, akan tetapi mencakup berbagai hal sehingga insan pers sebagai bagian dari sejarah peradaban manusia sadar untuk melakukan berbagai perubahan demi kemaslahatan manusia agar manusia lebih bermartabat baik untuk dirinya maupun untuk bangsa sehingga dapat menghadirkan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

II. KOMPETENSI INSAN PERS
Pers sebagai sumber informasi dan sarana komunikasi serta menjadi alternatif meningkatkan pengetahuan masyarakat tentunya harus disadari oleh insan pers, jika kita menganalisa kembali berbagai sumber daya yang ada tentu harus kita timbulkan pertanyaan, sebagai insan pers apakah kita layak dan mampu untuk menjawab dinamika masyarakat yang makin kompleks dengan berbagai problem sosial, ekonomi, politik dan kenegaraan agar kehendak masyarakat dapat kita puaskan, atau jika merasa bahwa pers kita telah usang maka langkah apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pembaharuan, sehingga kita dapat menyelaraskan dengan perkembangan IPTEK dan dinamika sosial masyarakat.
Deskripsi sederhananya bagaimana kompetensi kita sebagai penggerak dunia pers mampu memahami fenomena masyarakat, sebab terus terang berbagai hal yang dibutuhkan untuk menjawab soal diatas belumlah kita galakkan secara massif (terpadu) seperti SDM, Riset, Net Working dan hal-hal lainnya yang sangat menentukan kemajuan insan pers. Mengapa hal tersebut perlu menjadi perhatian ? tak lain adalah karena dalam era kemajuan saat ini diperlukan sendi-sendi sebagai prasyarat diminatinya suatu produk oleh pengguna masyarakat termasuk penyuguhan informasi yang dikelola oleh insan pers, setidaknya kedepan kita harus mampu menyusun strategi dengan mengacu kepada :
1. Speed
Kecepatan sangat dibutuhkan dalam persaingan sebab apabila kita tidak memiliki kecepatan yang memadai maka sebagaimana “seleksi alam” kita akan tertinggal dan termarjinal menjadi bagian dari komunitas pinggiran tanpa martabat dan kompetensi untuk turut serta mengambil peran dalam kehidupan.
2. Kreatifitas
Kreatifitas adalah menjadi bagian penting agar berbagai komoditi pers yang dikelola oleh insan pers menjadi produk informasi yang menarik walaupun pada dasarnya produk tersebut pernah dinikmati dan diketahui oleh masyarakat, akan tetapi dengan kreatifitas yang tinggi menimbulkan daya tarik untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
3. Inovasi
Inovasi merupakan salah satu bagian penting agar produk layanan pers berupa informasi, pendidikan, hiburan dan lainnya memiliki karakter dan spesifikasi yang terstandar sehingga tidak mudah diduplikasi atau memiliki ciri khas tunggal bila ditinjau dari berbagai aspek, dengan demikian akan tetap menjadi pilihan utama masyarakat peminat.
4. Net Working
Dalam kondisi kekinian aspek jaringan merupakan salah satu bagian yang perlu dibangun dalam upaya mengokohkan keberadaan insan pers untuk mewujudkan visi dan perannya ditengah-tengah masyarakat dan diharapkan jaringan yang dibangun dapat memperkuat dan memperluas serta meningkatkan kredibilitas insan pers, hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan berbagai kerjasama khususnya perguruan tinggi yang memiliki basis intelektual dan memiliki kadar ilmiah yang sangat dibutuhkan oleh insan pers.

III. ANALISA KEBIJAKAN PUBLIK
Diskursus tentang pers bukanlah hal baru bagi berbagai kalangan karena panggung pers sangat sarat dengan berbagai dinamika yang harus dikelola dengan baik untuk meramu berbagai potensi, peluang dan tantangannya, namun dalam uraian ini kita mencoba untuk menelaah lebih dalam menyangkut potensi yang dimiliki insan pers yang tergabung dalam HIPSI.
Dalam konteks membangun bangsa kedepan maka perlu kita perkuat dalam bidang analisis kebijakan publik, kita tidak hanya menjadi pedagang berita, menjadi corong semata atau tukang kritik yang tak pernah didengar oleh penguasa yang tuli, akan tetapi kita harus mampu mendorong kemajuan bangsa dengan langkah alternatif berupa :
1. Menganalisa dan mengakses lebih mendalam melalui lobby, menekan atau memaksa pemerintah untuk melaksanakan konsep pembangunan yang memihak kepada rakyat melalui Rencana Induk Pembangunan Nasional yang terencana dan terukur (setelah era reformasi hal ini diabaikan oleh eksekutif, bahkan terkesan melemahkan rakyat demi mencapai kekuatan pemerintah).
2. Memberi alternatif solusi kepada pemerintah apabila terdapat “sumbatan” dalam pelaksanaan pembangunan.
3. Menyadarkan eksekutif/pemerintah untuk tidak melakukan tindakan “trial and error” dalam membangun bangsa karena rakyat adalah pemilik republik.
4. Mengajak peran serta perguruan tinggi untuk melakukan riset dibidang kenegaraan untuk menghasilkan format pembangunan nasional yang bermartabat.
5. Mendorong penguatan penyelenggara negara sesuai fungsi dan perannya agar tidak tumpang tindih, seperti Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif (karena ada indikasi eksekutif mulai membias, dengan alasan demokrasi atas nama rakyat telah melakukan peran yudikatif)

IV. PENUTUP
Komitmen menyikapi perubahan adalah hakekat dasar HIPSI sebagaimana sejarah dunia pers, tugas mengawal masyarakat agar tidak menjadi komoditi kelompok dan golongan dengan alasan demokrasi harus ditegakkan, pencerahan kepada masyarakat adalah harga mati yang harus kita kembangkan karena masih banyak masyarakat yang dinina bobokkan dengan lagu kemiskinan seperti BLT, Raskin dan lain-lain (sungguh memilukan)), apabila insan pers tidak mampu membuka mata rakyat bahwa semua itu adalah beban hutang, maka bersiaplah generasi dan anak cucu kita menjadi kaum marjinal akibat korban dari struktural dan seleksi alam.

Sudah Terbukti Berselingkuh, Kok Malah Ribut

Medan, SBN---Kisah pernikahan pegawai Dinas Perhubungan (DISHUB) Medan yang sempat menuai kontroversi, terkait tuduhan sang istri Shinta br Sihombing yang menyatakan bahwa suaminya Bertaua Simanjuntak telah merekayasa surat cerai. ternyata tidak benar.
Menurut keterangan suami Shinta kepada wartawan SBN baru-baru ini dikediamannya bahwa sebenarnya perbuatan Shinta telah diketahui anak-anaknya, bahwa memang benar ibunya berselingkuh dengan pria lain dan Shinta sempat tinggal serumah bersama pasangan selingkuhannya di jalan Ampera Medan, bahkan Shintalah yang memohon dan meminta agar Bertua menceraikannya, tetapi tidak dituruti Bertua.
Semantara itu Anak-anak Shinta menuturkan bahwa mereka sangat menyesali atas perbuatan ibunya yang menuntut pembatalan pernikahan bapak nya dan mengatakan bahwa Bapaknya telah merekayasa surat cerai, padahal sebenarnya kamilah anaknya yang menyarankan Bapak untuk menikah lagi, bukan kemauan Bapak seperti yang dituduhkan Ibu, ungkap anak-anaknya.
“Kami sebenarnya bang sangat kecewa sekali dan sudah tidak tahan melihat tingkah laku Ibu yang sering main serong dengan pria lain serta suka berfoya-foya menghamburkan uang, sementara ibu sama sekali tidak perduli dengan nasib anak-anaknya dan keadaan rumah tangganya, dan kami tidak tega melihat keaadaan bapak yang dihianati cintanya oleh ibu,” ungkap Desy
Sudah tiga tahun ibu pergi meninggalkan rumah dan semenjak itu sama sekali ibu tidak perduli dengan keadaan anak-anaknya dan bapaklah yang telah merawat serta mendidik kami dengan penuh kasih sayang selama tiga tahun, akhirnya kami tidak tega melihat keadaan bapak, sehingga kami anak-anaknya merestui pernikahan bapak dengan wanita lain kata anak Shinta dengan tegas.
Yang menjadi tanda tanya kami selaku anak-anaknya mengapa disaat Bapak menikah dan menggelar pesta pernikahan, baru Ibu ribut dan mempermasalahkannya, apa masksud Ibu sebenarnya???, tegas Desy anak Kedua dari Bertua dan Shinta mengakhiri perbincangan.(ZL/Yud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar