Rabu, 20 April 2011

Kapal Tengker Tabrak lari KM MBM 80

>> TIM
Belawan, SBN---Pada hari Kamis 13 April 2011 sekitar jam 04.00 Wib pagi, saat sedang beristirahat dilokasi perairan posisi daerah Toring Dajal Idi (Aceh), kapal nelayan Medan Belawan yang bernama KM MBF 8 dengan panggilan 40 ditabrak oleh kapal tengker yang tidak tahu namanya sampai kondisi kapal terbelah dua.
Posisi kapal yang ditabrak adalah sebelah samping dan kapal nelayan tersebut pun kemudian tenggelam, sampai saat ini korban yang belum ditemukan sebanyak 2 orang, sementara korban yang selamat ditemukan oleh kapal nelayan pada jam 06.00 Wib pagi, informasi ini diterima SBN dari B Pasaribu Ketua Asosiasi LPM Kota Medan.
Saat dikonfirmasi SBN Sekjen HNSI Kota Medan Johari Ayat SH mengatakan, agar masalah ini dapat segera diusut tuntas dan korban yang belum ditemukan segera dilakukan pencarian dan juga kepada pengusaha pemilik kapal ikan agar dapat memperhatikan nasib keluarga para korban.
Informai yang diperoleh SBN dilapangan mendapati bahwa korban yang belum ditemukan adalah Libotak sebagai nahkoda dan Jon sebagai tukang jahit, sementara korban selamat yakni Podai Kuwanca, Wakil Galung, Adi tukang mask, Piyan tukang es ikan, Udin tukang bongkar es, pikal anggota menderita luka di kaki, Makmur anggota luka pada pipinya dan Dayat anggota luka pada wajahnya.
Kronologis kejadianya yakni pada hari Rabu 13 April 2011 KM MBF 40-08 berangkat dan Kamis pagi jam 4 subuh secara tiba-tiba kapal mereka ditabrak oleh kapal tengker berwarna biru abu-abu yang hendak melintas di line 3 menuju Barat Laut posisi 04,54.98.14.
Menurut keterangan anggota yang selamat pada saat itu Wakil yang memenag kemudi kapal, saat itu Wakil melihat ada kapal dibelakang, dan kemudaian Diya memberitahukan hal tersebut kepada Tekong, kemudian Wakil berteriak kepada Tekong bahwa kapal tersebut semakin dekat, dan Wakil langsung memotong tali, tetapi baru satu tali yang dipotong, kapal mereka sudah keburu ditabrak. Usai ditabrak para awak kapal ikan MBF 08 melihat kapal sudah terbelah dua dan Tekong Libotak dan Jon hilang entah kemana sampai sekarang ini.
PENGUSAHA TIDAK PERHATIAN
Tetapi sungguh ironis saat para nelayan tersebut ada yang selamat dan belum, namun pihak pengusaha dalamhal ini pemilik kapal seolah kurang memberikan perhatian terhadap para korban dan keluarganya.
Pihak pengusaha hanya bisa memberikan gaji sebesar Rp.250.000,-/orang, sementara mereka (para anggota.red) diantara hidup dan mati saat mereka dilaut, pihak pengusaha berdalih bahwa mereka telah rugi akibat kejadian tersebut, tanpa memikirkan bagaimana resiko yang ditanggung para nelayan tersebut saat bekerja di laut.
Para nelayan tersebut berharap adanya bantuan dari pihak terkait, agar memperhatikan nasib para pekerja yang berprofesi sebagai nelayan, agar kesejahteraan mereka dapat lebih baik dan tidak terus hidup dalam keterpurukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar