Rabu, 20 April 2011

Opsi Penyerbuan Militer Harus Dipilih Untuk Bebaskan Sandera

Telah 27 hari lebih warga negara kita disandera perompak / perampok somalia dilaut arab berbatasan dengan laut daerah negara somalia. Para perampok tersebut menyandera kapal sinar kudus milik perusahaan swasta indonesia yang sedang berlayar ke daerah Afrika. Perompak bersenjata ini berhasil menaiki kapal sinar kudus yang seluruh KBK kapalnya sebanyak 20 orang warga negara Indonesia, tidak heran kalau aksi kejahatan mereka berhasil menyandera kapal sinar kudus, karena memang para perompak somalia itu telah profesional dari sepak terjangnya yang selama ini sudah sangat sering menyandera kapal-kapal yang masuk kedaerah laut Afrika, Somalia, dan laut Arab. Tahun kemarin perompak somalia dari grup yang lain pernah menyandera kapal Malaysia dan berhasil ditumpas Tentara khusus Malaysia. Nah, sekarang bagaimana dengan negara kita indonesia ? apakah kita diam saja atau mengundur-undur waktu sementara kita telah melihat WNI kita telah disandera sekian lama dan pihak keluarga sang korban telah menangis dan mengirim surat kepada Presiden SBY agar pemerintah segera memberikan pertolongan kepada keluarga mereka yang disandera didalam kapal Sinar Kudus.
Para penyandera ini begitu sadis, mereka mempergunakan senjata dalam melakukan aksinya, tujuan mereka paling utama adalah untuk mendapatkan uang dari perusahaan/honer kapal Sinar Kudus. Oleh karena itu, mereka meminta uang tebusan sekitar lebih kurang 1,2 milyar. Agar kapal Sinar Kudus beserta nahkoda, KBK kapal dan seluruh isinya dibebaskan.
Tentu saja permintaan perompak Somalia ini sangat besar, dan membuat pemerintah dan publik geram serta pusing, akibatnya presiden SBY angkat bicara dan melemparkan 2 opsi untuk mengatasi masalah tersebut. Opsi pertama presiden SBY melemparkan pilihan untuk dipikirkan dengan cermat yaitu : “ membayar uang tebusan tersebut agar selamat para KBK kapal”. Dan opsi ke dua yakni : “melakukan penyerbuan militer khusus untuk membebaskan WNI yang disandera.
Seorang anggota DPR RI, lebih setuju memilih opsi pertama; karena menyangkut keselamatan WNI kita. Mereka berpendapat berapalah harga uang tebusan yang diminta perompak itu jika dibanding nyawa WNI kita.
Nah, sekarang saya berpendapat; memang ada benarnya pendapat anggota DPR tersebut yang memberikan stekment berapalah harga uang yang diminta perompak somalia tersebut jika dibanding keselamatan WNI kita. “Namun, jikalau kita memilih opsi pertama ini menurut saya harga diri bangsa kita, negara kita, dan tentara kita sudah turun didepan dunia”. Karena perlu diingat bangsa kita Indonesia adalah bangsa yang besar, dan PBB khususnya NATO selama ini telah mengenal TNI kita cukup kuat dan berprestasi didepan bangsa-bangsa.
Oleh karena itu; saya lebih setuju jika Pemerintah dan kita semua memilih opsi kedua yakni: “melakukan pembebasan dengan cara pasukan khusus digerakkan atau diterjunkan kesana untuk membebaskan WNI yang disandera perompak tersebut”. Saya sangat begitu yakin sekali; jika opsi ini kita pilih WNI kita yang disandera didalam kapal Sinar Kudus tersebut akan dapat dibebaskan dan diselamatkan.
Kita mesti tahu, bahwa negara kita Indonesia memiliki 5 pasukan khusus / pasukan elit yakni: Kopassus, Marinir, Kostrad, Kopaskas, dan Densus 88 ditambah satu badan militer yaitu BIN ( Badan Intelijen Negara ) yang dikenal sebagai raja strategi mata-mata.
Tentu masih segar diingatan kita bahkan bagi dunia peristiwa tanggal 31 maret 1981; Kopassus telah mengukir catatan sejarah besar yakni Kopassus berhasil menyelamatkan pesawat Garuda Indonesia yang disandera Teroris, hanya dalam 3 jam didalam menyusun strategi, dan dengan kecepatan 3 menit melakukan penyerangan gerak cepat setelah pesawat tersebut memasuki bandara. Kopassus berhasil mendobrak pintu pesawat dan langsung masuk membebaskan sandera WNI sementara para teroris tersebut dihantam habis. Termaksud saat itu warga negara luar berhasil diselamatkan. Semenjak peristiwa itu, nama TNI kita khususnya Kopassus melambung tinggi didepan dunia dan dampaknya TNI kita semakin disegani khususnya dikawasan Asia, negara kita Indonesia menjadi lebih terkenal dengan sebutan Macan Asia saat jaman pemerintahan presiden Soeharto. Selain itu juga Marinir, Kostrad dan Kopaskas punya segudang prestasi juga di jaman presiden Soeharto tentara khusus kita ini cukup sering di pakai PBB dalam misi pasukan perdamaian dunia. Lalu sejarah catatan terakhir yang membuat nama baik negara kita Indonesia harum bagi dunia seharum bunga mawar yakni dari pihak Polri sendiri mereka punya pasukan Burung Hantu yaitu: Densus 88 yang belakangan tahun ini telah menaikkan martabat bangsa kita, dengan cara Densus 88 Polri berhasil menangkap puluhan teroris, baik yang berhasil ditembak mati atau ditangkap hidup-hidup seperti Imam Samudera, DR. Azhari, dan Noerdin M Top, Dll.
Nah, sekarang dalam hal membebaskan WNI yang disandera dalam kapal Sinar Kudus, saya ber opini tinggal perintah presiden SBY saja sambil kita semua berdo’a kepada yang diatas. Pasukan-pasukan khusus kita siap melaksanakan tugas mulia tersebut. Ada BIN yang mungkin nanti bisa memberikan strateginya. Pemerintah tinggal perintahkan saja pasukan kita. Terserah beliau mau tugaskan siapa… ? mau pasukan yang mana ? apakah itu Kopassus, Marinir, atau Kostrad, atau Kopaskas, atau Siburung Hantu Densus 88 anti teror, atau penggabungan semua pasukan elit tersebut. Kita punya BIN yang mampu mencari informasi akurat langkah-langkah menerobos kesana. Jika hal ini kita lakukan maka harga diri bangsa Indonesia akan sejajar dengan negara-negara super power didalam dunia militer dihadapan bangsa-bangsa Internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar