Rabu, 20 April 2011

Kejatisu Diguncang Aksi Demo

>> HM Nst
Medan, SBN---Lembaga Penyalur Aspirasi Rakyat (Lempar) mendemo Kejatisu, Jumat (15/4), terkait sejumlah kasus korupsi Kepala Daerah, serta soal pajak reklame di Medan, diminta Jaksa Penyidik tidak tebang pilih dalam menangani kasus tersebut.
Koordinator Lempar, Syawaludin Harahap, meminta Kejatisu segera menuntaskan kasus korupsi yang melibatkan 3 kepala daerah di Sumut yakini Bupati taput Torang Lumban Tobing, Walikota Pematang Siantar RE Siahaan dan Bupati Simalunggun Zulkarnaen Damanik.
Sementara itu, aksi massa yang tergabung dalam Serikat Rakyat Anti Korupsi Sumut, mengungkapkan soal kasus dugaan korupsi pajak reklame, dan meminta Kejatisu segera meriksa dan menangkap pelaku pemalsuan dokumen, penggelapan dan pemalsuan serta calo pajak reklame di Dinas Pertamanan Medan.
Adapun kasus soal penggelapan dan pemalsuan pajak reklame milik PT HM Sampoerna dan PT Coca Cola, sampai saat ini masih belum juga diusut oleh pihak Kejatisu.

SENYUM SEJENAK

SERBA SERBI….
Pakar Sagala yang merasa pakar segalanya suatu saat berdiskusi dengan sahabat lamanya, seorang mantan Sekretaris handal sebuah perusahaan bonafid di tahun 70-an. Merasa ingin mendengar perkembangan profesi sekretaris terkini, mantan Sekretaris tersebut bertanya kepada sang Pakar :
Mantan Sekretaris : Apa bedanya sekretaris tahun 70-an dengan sekretaris 2011?
……………tanpa berfikir panjang sang Pakar menjawab……………………
Pakar : Kalo sekretaris tahun 70-an, setiap pagi ketemu sama Bosnya
tidak lupa mengucapkan “SELAMAT PAGI PAK…. “
……………dengan nada serius mantan Sekretaris mengatakan …lantas…………..
Pakar : Tapi kalo sekretaris tahun 2011, setiap dekat dengan bosnya selalu
bilang…”CEPATAN…SUDAH PAGI PAK….” (dengan logat
Bataknya)
Kw..kw..kw..kw…….. busyet lu Kar.

DOA DAPAT JODOH
Merasa perlu belajar kepada seorang Politikus sukses yang masih perjaka dan selalu tampil percaya diri serta optimis dalam menyelesaikan semua masalah, seorang Politikus pendatang baru yang selalu pesimis akan kesuksesannya mencoba untuk “mencuri dengar” saat sang Politikus sukses tersebut menyendiri dalam doa. Sayup terdengar oleh sang Politikus pendatang baru ketika Politikus sukses tersebut mengakhiri doa nya :

Ya Tuhan..jika dia jodohku
Dekatkan dia denganku..
Tapi kalo dia bukan jodohku
Usahakan…..Jodohkanlah dia denganku..
Tapi kalo benar-benar dia bukan jodohku
Pokoknya…..Janganlah dia diberi jodoh selain aku…..

Wk..wk..wk..wk..wk…(maksa buuangeet…)

By : cici_sbn

BUAT KAMU-KAMU YANG PINTER MATEMATIKA
Ada 3 orang laki-laki sedang mengadakan perjalanan kesuatu tempat, setelah kelelahan akhirnya mereka pun mencari penginapan. Sampailah mereka disebuah hotel, dan menanyakan harga sewa kamar hotel per malam. Petugas Front Office menjawab bahwa tarif kamar hotel sebesar Rp. 300rb per malam, padahal harga sebenarnya Rp. 250rb per malam, karena uang pas-pasan mereka pun patungan Rp. 100rb/org untuk menyewa satu kamar. Usai urusan administrasi hotel, mereka pun bergegas menuju kamar.
Tapi tiba-tiba petugas Front Office menyadari ada terjadi kesalahan masalah harga yang dibayarkan oleh ke 3 laki-laki tersebut, dan petugas menyuruh Roomboy untuk mengembalikan uang lebih sebesar Rp. 50rb. Karena tidak jujur Roomboy mengambil uang mereka Rp. 20rb, dan mengembalikan Rp. 30rb kepada tamu hotel. Dengan senang hati mereka menerima kembalian uang mereka yang Rp. 30rb.
Perincian pengeluaran mereka dapat dikalkulasikan sebagai berikut :
1 orang mengeluarkan uang Rp. 90.000,-
Ada 3 orang x Rp. 90.000,- ………………. Rp. 270.000,-
Uang yg di kantongi roomboy ……………. Rp. 20.000,-
Total--------------------------------------------------------------------
Rp. 290.000,-
Seharusnya semua jumlah uang…………… Rp. 300.000,-

Pertanyaannya :
Bagi kamu-kamu yang ngaku pinter matematika kemana uang yang Rp. 10.000,- lagi ya?
Mungkin ada dibawah meja anda….

By : cici_sbn

Desa Pedanda Masih Terpuruk Dibanding Desa Lainnya

>> Andi A.Yusuf
Matra, SBN---Desa Pedanda ada sejak tahun 1991 yang saat itu masih menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan dan sejak tahun 2004 pemekaran kini menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Barat namun kondisi daerah masih terpuruk dari daerah lainnya.
Riyono selaku Kepala Desa Pedanda yang ditemui wartawan SBN dikediamannya mengatakan bahwa 347 kepala keluarga didesanya hampir rata-rata masyarakatnya hidup dibawah garis kemiskinan dan boleh dikatakan hampir 30% berprofesi sebagai buruh tani yang bisa dikatakan berhasil sedangkan 70% warganya lahannya tidak bisa dipakai disebabkan luapan air sungai Pasangkayu mengenangi lahan perkebunan milik masyarakat.
Selama 4 tahun terakhir perkebunan kelapa sawit dan coklat milik warga desa pedanda tidak bias dipakai karena tanggul jebol untunglah ada bantuan pusat yang menyalurkan bantuan bencana alam untuk mengerjakan proyek bendungan yang saat ini dikerjakan oleh PT Passokorang. Menurut Kades Pedanda Riyono alokasi dana desa sebesar Rp.84 juta dinilai sangat kurang,belum lagi gaji kepala desa hanya Rp.500ribu/perbulan yang dinilai dibawah standar UMR yang berlaku di Matra sebesar Rp.1.050.000/bulan. Padahal kepala desa melayani masyarakat 24 jam ini tidak sesuai dengan gaji yang diterima setiap bulanya hanya 500ribu saja. Untunglah kepala desa punya lahan sawit untuk membantu ekonomi keluarga.
Riyono sangat mengharapkan pihak DPRD dan Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara agar lebih memperhatikan program kesejahteraan masyarakat (Petani) sebab selama ini desa nya belum pernah mendapat bantuan pupuk padahal masyarakat sangat mengharapkan adanya bantuan bibit padi dan coklat serta adanya kontribusi pupuk untuk membantu para petani didesanya yang masih hidup dibawah garis kemiskinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar